Menyiapkan Sumber Daya yang Handal Dalam Menulis Aartikel Berperspektif Gender, PSGA LPPM IAIN Ponorogo Menggelar Worksop Coaching Aartikel Berperspektif Gender 2021

Kamis  09 September 2021, bertempat di Aula Pascasarjana IAIN Ponorogo, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LPPM IAIN Ponorogo menyelenggarakan Workshop Coaching Artikel Berperspektif Gender. Acara yang digelar selama satu hari ini menghadirkan narasumber Prof. Wening Udasmoro, SS, M.Hum, DEA Guru Besar dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta.

Menurut keterangan dari ketua panitia, Isnatin Ulfah, acara tersebut dilaksanakan berdasarkan fakta sepinya penggunaan gender dan feminisme sebagai perspektif dan tool analisis dalam penulisan artikel yang dilakukan oleh para dosen di IAIN Ponorogo.

Menurutnya, “isu-isu tentang ketidaksetaraan ataupun kesetaraan gender seperti dalam hukum keluarga, pendidikan, dan ekonomi, belum banyak yang benar-benar menggunakan gender maupun feminis sebagai perspektif maupun tool analisis. Itu menyebabkan tulisan-tulisan tersebut menjadi tidak sensitif dalam melihat akar masalah, dan temuannya menjadi sangat normatif.”

Workshop dimulai dengan opening ceremony yang dihadiri oleh Wakil Rektor 1 IAIN Ponorogo Dr. Muhibat, M.Ag., Ketua LPPM IAIN Ponorogo Dr. Ahmadi, M.Ag., dan Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo Dr. Miftahul Huda, M.Ag. Dalam sambutannya  yang sekaligus membuka workshop secara resmi, Dr. Muhibat, M.Ag menyatakan bahwa workshop coaching artikel berperspektif gender ini sudah sesuai dengan rel kebijakan institut yang memang sedang menggiatkan semangat menulis artikel dan meramaikan jurnal-jurnal yang sangat banyak di IAIN Ponorogo.

Selain itu, Dr. Muhibbat, M.Ag menyatakan bahwa kegaitan wokshop ini juga sesuai dengan semangat Kemanag RI dalam menciptakan perguruan tinggi yang responsif  gender, inklusif, dan moderat dalam beragama. Sedangkan Ketua LPPM Dr. Ahmadi, M.Ag dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan ini sangat disupport penuh oleh Ibu Rektor IAIN Ponorogo sehingga di saat banyak program mengalami refocusing, tapi workshop ini tetap dipertahankan dan bisa dilaksanakan, mengingat urgensitas dari kegiatan ini.

 

Pada sesi terakhir, gurubesar yang sangat ramah ini menyampaikan materi tentang “Konstruksi Sosial Gender dan Maskulinisme”. Ide dasar dari teori ini adalah identitas seksual bukanlah sebuah ekspresi natural tetapi merupakan konstruksi sosial dan politik. Maskulinitas bersifat plural, setiap budaya memiliki nilai-nilai maskulinitas sendiri yang dipercayai. Prof. Wening memberi contoh jika di tahun 1980an, maskulin itu digambarkan dengan laki-laki macho yang berotot kekar seperti Rambo, sedangkan hari ini maskulin yang digandrungi adalah laki-laki yang “cantik” metroseksual seperti artis-artis cowok dari korea.

Meskipun bagi sebagian peserta materi yang disampaian narasumber adalah seuatu yang baru, tapi tidak mengurangi antusiasme peserta, terbukti dengan banyaknya respon dan pertanyaan dari pesert di setiap sesi. Sebelum acara di akhiri, Prof. Wening menyempatkan mereview salah satu artikel yang dikirim peserta, sebagai bagian dari kegiatan coaching artikel berperspektif gender. Worshop diakhiri tepat pukul 16.00 WIB.

Reporter Asep Syahrul Mubarok, M.Ag.

 

 

Berita Lainnya