Prof. Aksin, Menghadirkan Pesan Al Qur’an yang Bermakna

Sabtu, 11 Desember 2021 di Graha Watoe Dhakon Ponorogo, Profesor Aksin dikukuhkan sebagai Guru Besar IAIN Ponorogo. Pada acara pengukuhan ini, Profesor Aksin menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Menghadirkan Pesan Al Qur’an yang Bermakna: dari Epistemologi ke Aksiologi”.

Prof. Aksin membuka orasinya dengan pertanyaan Apa sebenarnya tujuan menafsiri atau membaca Al-Quran, Bagaimana cara menemukan kebenaran, dan bagaimana menghadirkan Al-Quran dalam konteks sekarang dimana dunia berjalan berubah lebih cepat.

Dengan antusias Profesor asal Madura ini menjelaskan cara menemukan kebenaran pesan atau makna dalam Al-Quran hingga dapat mencapai kedamaian dan kerohanian bagi masyaarakat. Memaknai pesan Al-Quran tidak semudah memaknai hasil karya manusia yang hidup dalam ruang dan waktu.

“Kebenaran dalam islam terletak dalam kitab suci Al-Quran yang tidak terikat ruang dan waktu, maka untuk memahami Al-Quran tidak semudah memahami karya manusia yang hidup dalam ruang dan waktu saat ini,” jelas Profesor Aksin dalam orasinya.

Tujuan membaca Al-Quran tidak hanya semata-mata menemukan makna teks dari Al-Quran, untuk menemukan kebenaran, melainkan juga menemukan eksistennya.
“Membaca itu tidak hanya menemukan makna teks tapi juga menemukan eksistensi kesadaran kita.Tidak semua kebenaran itu bermakna, kebenaran yang ditemukan oleh kyai NU belum tentu bermakna bagi kelompok Muhammadiyah,” ungkap Prof. Aksin.

Guru Besar IAIN Ponorogo yang baru dikukuhkan ini juga mengungkapkan bahwa apabila kita membaca Al-Quran hanya untuk menemukan kebenaran, biasanya akan menimbulkan konflik, karna kebenaran itu ada klaim. Tetapi apabila kita membaca Al-Quran untuk menemukan makna  yang berarti bagi kita, maka disaat yang sama kita akan menghargai makna kebenaran bagi orang lain. Jika hal ini dijadikan pijakan dalam memaknai pesan Al-Quran, maka hal ini dapat melahirkan wacana-wacana Al-Quran yang berwatak dan bernuansa nusantara dan pada saat yang sama Al-Quran akan menjadi pijakan menciptakan kedamaian dan kerahmatan bagi masyarakat, bukan lagi menciptakan konflik. (Humas IAIN Ponorogo)

Berita Lainnya