Rutinan Kegiatan Ramadhan, kultum dan buka bersama yang dilaksanakan oleh UKM UKI ULIN NUHA berlanjut dihari berikutnya. Selasa 26 Maret 2024 bertempat di Masjid Ulin Nuha kampus I dan Masjid Darussalikin kampus II IAIN Ponorogo.
Kultum hari ini disampaikan oleh salah satu UKI 22 yang bertempat dikampus I dimasjid Ulin Nuha. Kultum pada hari ini disampaikan oleh Nabilatus Syafi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dengan tema kultum “Wafatnya Nabi Muhammad SAW.”
Nabilatus menyampaikan, Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang ditunjuk langsung oleh Allah SWT sebagai penyempurna agama- agama sebelumnya. Beliau merupakan satu- satunya manusia yang diutus menjadi rasul oleh Allah SWT. Dengan kesempurnaan akhlaknya, beliau merupakan Qudwah bagi seluruh umat manusia dari masa ke masa.
Nabi Muhammad SAW wafat pada usia 63 tahun. pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 11 Hijriah atau bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi.
Kisah wafatnya Nabi Muhammad SAW
Kondisi kesehatan Nabi Muhammad SAW menurun setelah melakukan haji wada’. Nabi Muhammad mengeluhkan sakit kepala ketika menghadiri prosesi penguburan jenazah di Baqi pada bulan Shafar.
Nabi Muhammad SAW mengalami sakit beberapa hari. Pekan terakhir masa sakitnya beliau memutuskan untuk pindah ke rumah istri kesayangannya, yaitu Sayyidah Aisyah Ra.
Tepat lima hari sebelum wafat, suhu pada tubuh beliau semakin tinggi. Lalu beliau bersabda, “Guyurkan air dari manapun ke tubuhku, agar dapat menemui orang-orang dan memberikan nasihat kepada mereka.”
Setelah merasa agak ringan, beliau pun masuk ke dalam masjid dengan kondisi kepala yang terikat, lalu beliau duduk diatas mimbar dan berpidato dihadapan orang- orang yang duduk dihadapan beliau.
tepat hari sebelum kepergiannya, sakit yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW tidak kunjung membaik. Di tengah sakitnya, Nabi Muhammad SAW tetap mengimami shalat lima waktu.
Namun, menjelang shalat Isya kondisi Nabi Muhammad SAW tak kunjung membaik, sehingga beliau tidak sanggup lagi untuk pergi ke Masjid. Dan beliau meminta Abu Bakar untuk menggantikannya sebagai imam.
Di hari wafatnya, Nabi Muhammad dengan suara terbata-bata sempat memberikan petuah dalam khutbah.
“Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta-Nya. Maka, taati dan bertakwalah hanya kepadan-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunah dan Al-Qur’an. Barang siapa menncintai sunnahku berarti mencintai aku, dan kelak orang- orang yang nencintaiku akan bersama- sama masuk surga bersamaku.”
Di masjid Darussalikhin tepatnya di kampus II IAIN Ponorogo juga terdapat kultum dan berbuka bersama yang pada hari ini disampaikan UKI 22 yang bernama Muhammad Jihad Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah (FASYA) IAIN Ponorogo Tema kultum pada hari ini di kampus II yakni “Hijrah Karena Taat Kepada Allah.”
Muhammad Jihad menyampaikan dalam kultumnya bahwa hijrah (Jihad) dijelaskan dalam surat Al- Baqarah Ayat 218, yang Artinya; “Sesungguhnya orang- orang yang beriman , orang-orang yang berhijrah dan berjihad dijalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al- Baqarah:218)
Hijrah Disini dimaknai dengan sifat yang tidak baik, menuju baik di sisi Allah dan Rasul-Nya (kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw). Hijrah membutuhkan jihad dan niat yang benar karena Allah Swt. Hijrah yang benar adalah yang didasarkan atas niat yang benar karena Allah.
Surat An-Nisa’ Ayat 100 Menurut Ibnu Katsir menjelaskan keutamaan berhijrah. Orang yang berhijrah karena Allah, akan mendapatkan garansi dan jaminan hidup dari Allah, di dunia dan di akhirat. Di dunia, ia akan dikaruniai keluasan rezeki. Sedangkan diakhirat, ia akan meraih pahala yang melimpah.
Untuk menjalankan hijrah memang tidak mudah. Dalam diri seseorang harus tertanam niat yang tulus, jihad, dan kesungguhan. Tanpa niat semangat jihad, serta kesungguhan yang terus bergelora maka mustahil suatu tantangan bisa ditaklukkan.