Pada hari Sabtu, 18 Mei 2024, Unit Kegiatan Mahasiswa Paguyuban Seni Reyog Mahasiswa Watoe Dhakon (UKM PSRM WD) mengadakan Seminar Kebudayaan di Aula Indrakila, Kampus I IAIN Ponorogo. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah lembaga setingkat SMA/SMK/MA dari wilayah Ponorogo, mahasiswa, serta masyarakat umum.
Sebagai UKM yang berfokus pada kesenian reyog, PSRM Watoe Dhakon tidak hanya menekankan pada gerak tari, tetapi juga pada pemahaman mendalam mengenai kesenian tersebut. Seminar ini bertujuan agar pelajar dan masyarakat umum lebih peduli dan memahami warisan budaya reyog Ponorogo, yang sedang diusulkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Ini merupakan prestasi luar biasa sekaligus tanggung jawab besar bagi seluruh elemen masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa.
Dengan tema “Menyelamatkan Warisan Budaya dengan Menghidupkan Kembali Tokoh Sentral Reog Ponorogo,” seminar ini menyoroti dua tokoh sentral dalam seni reyog yang mulai jarang ditemui dalam pertunjukan, yaitu Potro Joyo dan Potro Tholo. Kehadiran kedua tokoh ini sangat penting untuk menjaga keaslian dan kekayaan budaya reyog.
Pemateri dalam seminar ini adalah Pak Marji, ketua Dapur Seni Probo Wengker Ponorogo, yang juga merupakan perwakilan dari Dinas Kebudayaan Ponorogo. Dengan pengalaman yang luas baik di dalam negeri maupun di luar negeri, Pak Marji memberikan wawasan yang mendalam mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan tokoh-tokoh sentral dalam seni reyog.
Seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada peserta mengenai pentingnya menjaga keberadaan tokoh sentral dalam pertunjukan reyog di era modern. Melalui pemahaman ini, diharapkan generasi muda dapat melestarikan dan mempromosikan warisan budaya reyog Ponorogo dengan lebih baik, serta siap memberikan informasi akurat kepada para peneliti dari berbagai negara di masa depan.