Kuningan, 16 Juli 2024 – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo telah mendelegasikan enam mahasiswa untuk berpartisipasi dalam acara Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama IV Se-Indonesia yang diselenggarakan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Acara tahunan yang mengusung tema “Harmoni Bersama Umat Beragama” ini diikuti oleh berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) se-Indonesia dan berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) RI dengan UIN Bandung sebagai tuan rumah penyelenggara.
Kegiatan KKN Moderasi Beragama ini bertujuan untuk memperkuat komitmen, kesadaran, dan implementasi nyata dalam interaksi di masyarakat terhadap nilai-nilai moderasi beragama, seperti komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, serta penghargaan terhadap tradisi dan budaya. Kegiatan ini berlokasi di Kecamatan Cigugur yang meliputi enam desa: Desa Cisantana, Desa Cigugur, Desa Cipari, Desa Cileuleuy, Desa Sukamulya, dan Desa Babakan Mulya. Kecamatan Cigugur sendiri memiliki penduduk yang beraneka ragam dalam hal penganut agama, termasuk Islam, Buddha, Hindu, Kristen, dan Sunda Wiwitan.
Pembukaan KKN Moderasi Beragama dilaksanakan di pendopo Kabupaten Kuningan pada Selasa (16/07/2024). Acara pembukaan KKN ini dihadiri oleh Direktur Diktis Kementrian Agama (Kemenag), Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi M.Ag., Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Bapak Prof. Dr. H. Rosihon Anwar M.Ag., Asisten Pemprov Jawa Barat, Pj. Bupati Kuningan dan jajaran, Rektor serta Wakil rektor perguruan tinggi peserta KKN Moderasi Beragama se-Indonesia. KKN ini dibuka secara langsung oleh Direktur Diktis Kementrian Agama (Kemenag), Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi M.Ag. menurut beliau Kecamatan Cigugur dipilih, karena dapat memberikan pelajaran bagaimana kita akan merawat Indonesia. Beliau berpesan kepada mahasiswa “datanglah ke Cigugur untuk menyerap ilmu bagaimana masyarakat yang ada di desa, masyarakat yang ada di bawah yang mungkin tidak semegah pendidikan kalian, tidak semegah pendidikan para rektor yang mengantar kalian, tidak sehebat orang-orang professor pendidikannya, tapi dia tahu bagaimana caranya hidup dan merawat Indonesia ini.” Beliau juga menyampaikan ingin mendengar KKN di Kecamatan Cigugur yang hebat ini, di sebuah Kabupaten yang sangat indah ini, di tanah Sunda sebuah wilayah yang tercipta disaat Tuhan tersenyum ini, tanah yang akan melahirkan kedamaian.
Dikesempatan lain ketika pelepasan peserta Rektor IAIN Ponorogo, Prof. Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag, juga memberi motivasi dan berpesan kepada seluruh peserta untuk senantiasa memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk belajar dan mengambil sebanyak banyaknya pengalaman dari masyarakat, membangun jejaring sebagai bekal menatap masa depan. Tidak ketinggalan juga beliau menyampaikan bahwa mahasiswa IAIN Ponorogo harus menjadi duta, untuk menyampaikan kepada masyarakat secara nasional tentang IAIN Ponorogo.
Kabupaten Kuningan memiliki keindahan yang sangat luar biasa, terletak di lereng Gunung Ciremai dan terkenal dengan suasana yang sejuk dan dingin. Terkhusus di kecamatan Cigugur dengan keanekaragaman budaya dan keyakinan namun tetap damai dan harmoni sangat cocok digunakan sebagai tempat belajar dan mengapdi para peserta KKN. Enam mahasiswa dari IAIN Ponorogo ditempatkan di Kelurahan Cigugur, Desa Sukamulya, Desa Cileuleuy dan Desa Babakan Mulya. Masing-masing lokasi ini memiliki kenaikan sendiri-sendiri.
Keberagaman yang ada di Desa Sukamulya menjadi ciri khas dan kekuatan utama desa ini. Masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan antar umat beragama dan selalu berupaya menjaga keharmonisan sosial. Interaksi antar warga dari berbagai latar belakang agama dilakukan dengan penuh rasa saling menghormati dan menghargai, menciptakan lingkungan yang damai dan tenteram.
Selain itu, Desa Sukamulya juga menekankan pentingnya nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap gotong royong, tolong-menolong, dan solidaritas antar warga sangat kuat, sehingga memperkokoh ikatan sosial di desa ini. Dengan demikian, Desa Sukamulya bukan hanya menjadi contoh toleransi beragama yang baik, tetapi juga menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Desa Cileuleuy terdapat 5 dusun yaitu dusun Kliwon, Legi, Pahing, Pon, dan dusun Wage. Desa ini dikelilingi pegunungan dan hutan, dengan potensi wisata alam yang besar. Mayoritas penduduknya adalah petani, dengan keragaman budaya dan agama yang tinggi.
Desa ini memiliki fasilitas pendidikan hingga sekolah menengah pertama, dengan tingkat pendidikan yang terus meningkat. Pertanian menjadi sektor utama, didukung oleh kerajinan tangan dan perdagangan kecil, serta potensi wisata alam. Masyarakatnya menjunjung tinggi nilai gotong royong dan kekeluargaan, dengan berbagai kegiatan sosial dan budaya yang rutin diadakan. Infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, dan listrik memadai. Desa Cileuleuy memiliki potensi besar di bidang pertanian, pariwisata, dan pengembangan sumber daya manusia.
Desa Babakan Mulya, salah satu lokasi KKN, dikenal dengan udaranya yang sejuk karena terletak di kaki Gunung Ciremai. Desa ini terbagi lagi menjadi beberapa dusun, seperti Dusun Tarikolot dan Cirabak. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, menjadikan desa ini kaya akan sayur-mayur yang segar. Masyarakat Babakan Mulya sangat menjunjung tinggi nilai toleransi antarumat beragama, sehingga perbedaan keyakinan tidak menjadi pembeda antar penganut agama. Kehidupan masyarakat di sini penuh dengan kebersamaan dan gotong-royong, meskipun terdiri dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
Keberagaman di Dusun Tarikolot, yang terkenal dengan kerukunan antarumat beragama, menjadi salah satu contoh nyata dari toleransi di Babakan Mulya. Di Dusun Cirabak, yang terletak hampir di puncak daerah ini, suhu udaranya sangat dingin, membuat para peserta KKN harus membawa baju tebal untuk menjaga kehangatan. Banyak peserta KKN yang belum mengerti bahasa Sunda, sehingga percakapan sering kali perlu diulang dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia untuk memfasilitasi komunikasi. Namun, hal ini tidak menghalangi semangat para mahasiswa untuk berinteraksi dan belajar dari masyarakat setempat.
Kegiatan KKN Moderasi Beragama ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka secara langsung dan memperkuat nilai-nilai moderasi beragama dalam masyarakat. (Pusat PkM)