Ponorogo, 29 Agustus 2024 – Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo menjadi saksi pentingnya peran perempuan dalam keluarga dan organisasi, saat Ibu Eny Retno Yakut Qomas, Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag RI, memberikan pembinaan dengan tema “Perempuan Berkualitas dalam Keluarga dan Organisasi.”
Dalam pembinaannya, Ibu Eny mengutip perkataan mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, “Being responsible is an enormous privilege. It’s what makes anyone a fully grown human…” yang artinya, “Menjadi seseorang yang bertanggung jawab adalah hak istimewa yang luar biasa, karena menandai bahwa kita benar-benar tumbuh menjadi manusia dewasa.” Kutipan ini menjadi pengingat betapa pentingnya tanggung jawab dalam menjalankan peran kita, baik sebagai individu dalam keluarga maupun sebagai anggota organisasi.
Ibu Eny menegaskan bahwa sebagai istri ASN atau karyawati di lingkungan Kementerian Agama, peran anggota DWP sangat strategis dalam mendukung kemajuan institusi dan masyarakat sekitar. Dalam konteks sebagai anggota dharma Wanita, Beliau menyampaikan “jadi peran itu sudah ada di kita, apakah kita mau melakukannya, menggunakan peran itu dengan baik atau tidak itupun sama sama kita harus pertanggungjawabkan” ujarnya
Dalam pembinaan ini beliau menyampaikan, beberapa poin penting dalam berorganisasi di DWP meliputi pentingnya penyusunan visi dan misi yang jelas untuk mengarahkan tujuan organisasi DWP. Pengembangan kualitas sumber daya manusia juga menjadi prioritas, agar organisasi DWP Kemenag RI semakin kuat, solid, dan mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak. Selain itu, program kerja yang terarah harus disusun sesuai dengan visi dan misi organisasi guna mencapai tujuan yang diinginkan. Membangun budaya organisasi yang nyaman, sehat, dan berkualitas juga menjadi kunci agar DWP menjadi tempat yang dirindukan oleh anggotanya, serta memberikan manfaat positif. Pengembangan standar perilaku yang baik, di mana pun berada, juga dianggap penting sebagai representasi dari kualitas diri dan organisasi. Terakhir, evaluasi kinerja secara berkala perlu dilakukan setelah setiap kegiatan untuk memastikan bahwa visi dan eksekusi berjalan seiring, sehingga dapat menghindari lamunan tanpa tindakan maupun tindakan tanpa arah. “Vision without execution is a daydream, execution without vision is a nightmare,” Visi tanpa eksekusi hanyalah lamunan di siang bolong, eksekusi tanpa visi hanyalah mimpi buruk.
Dalam pembinaan tersebut, Ibu Eny juga menekankan bahwa perempuan berkualitas atau high value memiliki sejumlah karakteristik penting. Mereka adalah individu yang percaya diri dan menghargai diri sendiri, memiliki kemandirian serta pemahaman yang mendalam tentang nilai diri. Selain itu, perempuan berkualitas juga ditandai dengan empati dan kedewasaan emosional yang tinggi, intelektualitas yang kuat, serta kemampuan dalam merencanakan dan menetapkan tujuan. Mereka juga menjaga diri dengan baik, menetapkan batasan yang sehat, dan berkontribusi secara positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam closing statement-nya, Ibu Penasehat menyampaikan Hidup ini seperti telur, jika cangkang pecah karena tekanan dari luar, kehidupan di dalamnya berhenti. Namun, jika cangkang pecah dari dalam, maka kehidupan baru justru dimulai. Begitu pula dengan kita, hal-hal baik dan besar sering kali muncul dari dalam diri kita sendiri. Oleh karena itu, mari kita mulai dengan memperbaiki diri kita sendiri, menjadi perempuan yang lebih baik dari hari kemarin.
Ketua DWP IAIN Ponorogo Ibu Hj. Hesti Miftahul Huda dalam sambutannya menekankan pentingnya peran perempuan sebagai agen perubahan. “Dengan potensi, kreativitas, dan semangat yang kita miliki, kita dapat berkontribusi nyata dalam berbagai aspek kehidupan, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas. Kita bukan hanya berperan sebagai pendamping suami, tetapi juga sebagai agen perubahan di masyarakat.
Beliau mengharapkan semoga pembinaan ini mampu membangun semangat baru bagi para anggota DWP IAIN Ponorogo dalam menjalankan perannya, baik di dalam keluarga maupun dalam organisasi, serta mendorong terciptanya lingkungan organisasi yang produktif, sehat, dan penuh toleransi. (ES)