Ponorogo, 1 Desember 2024
Pada malam hari Minggu, 1 Desember 2024, di Graha Watoe Dhakon, Kampus I IAIN Ponorogo Jl. Pramuka No.156, Ronowijayan, Kec. Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63471, pagelaran seni reyog dengan tampilan drama tari yang bertajuk “Gelar Karya Tari 2024” dengan judul “Sekar Lelabuh” sukses membius decak kagum seluruh penonton. Acara ini diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Paguyuban Seni Reyog Mahasiswa (UKM PSRM) Watoe Dhakon yang merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa IAIN Ponorogo dalam mengembangkan potensi seni dan budaya lokal yaitu kesenian Reyog Ponorogoo. Kegiatan ini dibuat sebagai wujud dedikasi dalam melestarikan seni dan budaya tradisional Reyog Ponorogo.
Kegiatan dimulai pukul 19.30 WIB dengan rangkaian pembukaan resmi. Sambutan diawali oleh Ketua UKM PSRM Watoe Dhakon yang menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh tim teman- teman UKM PSRM Watoe Dhakon dalam menyelenggarakan acara ini. Dilanjutkan dengan sambutan dari Pembina UKM PSRM Watoe Dhakon IAIN Ponorogo, yang menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam melestarikan seni tradisional di tengah arus modernisasi.
Momen yang tak kalah berkesan adalah sambutan dari Bapak Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo. Dalam pidatonya, beliau menyampaikan:
“Reyog Ponorogo adalah warisan budaya yang luar biasa dan menjadi identitas masyarakat Ponorogo. Melalui acara seperti ini, generasi muda tidak hanya menunjukkan kecintaan terhadap seni, tetapi juga mengukuhkan posisi Reyog Ponorogo di kancah nasional maupun internasional. Kami sangat mengapresiasi upaya UKM PSRM Watoe Dhakon dalam transmisi pelestarian reyog juga melibatkan diri secara aktif untuk menjaga dan mempromosikan warisan budaya kita. Semoga acara ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak.”
Dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Rektor IAIN Ponorogo yang memberikan pesan inspiratif. Dalam pidatonya, beliau menekankan pentingnya peran seni dalam membentuk identitas bangsa:
Judul “Sekar Lelabuh” mengangkat cerita legendaris tentang pengabdian seorang patih, Pujangga Anom, kepada Rajanya yaitu Prabu Kelana Sewandana dari Kerajaan Bantarangin. Dengan iringan karawitan live, yang merupakan hasil kolaborasi dari instrument karawitan reyog dan karawitan ageng jawa. Setiap gerakan tari menggambarkan semangat pengorbanan dan kesetiaan, menggugah emosi para penonton yang memadati gedung.
Highlight acara ini meliputi penampilan perpaduan seni tari mulai dari tokoh kerakyatan, tari bedaya, warok, jathil, potro tholo, potro djaya, singo barong, tari merak, klana sewandana, dewi songgo langit, serta patih pujangga Anom, dan dialuni instrumen kolaborasi antara karawitan reyog dan karawitan ageng yang membuat suasana semakin terasa, dan beberapa sedikit dialog bahasa jawa dalam menghidupkan alur cerita.
Acara ini tidak hanya menjadi panggung seni mahasiswa, tetapi juga media untuk menyampaikan pesan tentang pentingnya melestarikan seni tradisional Reyog Ponorogo di tengah modernisasi baik dalam lingkup masyarakat umum maupun mahasiswa. Dengan partisipasi aktif mahasiswa UKM PSRM Watoe Dhakon dan dukungan dari berbagai pihak, “Gelar Karya Tari 2024” berhasil menjadi simbol kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya Reyog Ponorogo melalui sebuah masterpiece drama tari.
Semoga kegiatan ini terus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk tetap menjaga dan mengembangkan seni budaya tradisional sebagai identitas bangsa.