Menteri Agama Bangun Peradaban Hijau dan Moderat lewat Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa. Rektor IAIN Ponorogo: Menteri Agama wujudkan Pendidikan berperan aktif untuk peradaban

Peluncuruan Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa ini bertepatan dengan peringatan Hari Bumi ke 55. Dalam kegiatan yang bertajuk Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia, berlangsung di kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Selasa 22 April 2025. Dihadiri oleh tokoh nasional dan internasional. Hadir juga dalam kegiatan ini adalah Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri serta Duta Besar Uni Emirat Arab dan Kuwait untuk Indonesia. Sejumlah pejabat Kementerian Agama juga turut hadir dalam peluncuran penaman 1 juta Pohon Matoa ini.

Sekretaris Jenderal Kemenag, Prof. Kamaruddin Amin dalam laporannya menjelaskan bahwa gerakan penanaman pohon ini adalah wujud nyata dari komitmen Kemenag terhadap pelestarian lingkungan berbasis nilai keagamaan atau yang disebut dengan pendekatan ekoteologi. “Pohon matoa dipilih karena nilai ekologis, ekonomis, dan simbolisnya. Kita ingin menunjukkan bahwa ajaran agama sangat relevan dengan isu-isu lingkungan,” ujarnya. (sumber: pendis.kemenag.go.id)

Sebanyak satu juta bibit pohon matoa telah didistribusikan ke 34 provinsi dan akan ditanam di berbagai lokasi strategis seperti rumah ibadah, madrasah, pesantren, hingga kampus-kampus keagamaan. Gerakan ini melibatkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, ormas keagamaan, hingga komunitas masyarakat. Satu juta bibit pohon matoa didistribusikan ke 34 provinsi. Pohon matoa tersebut akan ditanam di berbagai lokasi strategis ibadah, madrasah, pesantren, hingga kampus-kampus keagamaan.

Sementara itu, pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional disebut sebagai langkah strategis untuk mencetak pemimpin Muslim global yang intelektual, toleran, dan peduli lingkungan.

(sumber: pendis.kemenag.go.id)

“Pesantren ini akan mengintegrasikan pendidikan Islam dengan ilmu pengetahuan dan isu global, termasuk pelestarian lingkungan. Kurikulumnya dirancang berbasis ekoteologi dan mengusung prinsip keberlanjutan,” jelas Kamaruddin.

Kamaruddin menegaskan, kedua inisiatif ini bukanlah kegiatan seremonial belaka, melainkan bagian dari transformasi pendidikan dan lingkungan yang berkelanjutan.

“Dengan gerakan ini, kita ingin membangun Indonesia yang lebih berpendidikan, berbudaya, dan bermartabat,” pungkasnya.

Rektor IAIN Ponorogo : Pendidikan berperan aktif untuk peradaban.

Rektor IAIN Ponorogo Prof. Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag. yang dalam kesempatan ini hadir langsung dalam Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia menyatakan bahwa hal ini menjadi bukti nyata bahwa Kementerian Agama mewujudkan pendidikan berperan aktif untuk peradaban. Pendidikan bukan sekedar pembelajaran di bangku ruang kelas, namun haruslah berimplikasi nyata kepada masyarakat sekitar.

“Penanaman satu juta pohon matoa ini adalah simbol guna mewujudkan nilai kemanfaatan langsung untuk masyarakat. Nilai ekologis yaitu hubungan timbal balik lingkungan dan makhluk hidup bisa diwujudkan dalam setiap lini. Pendidikan harus berperan aktif dalam peran untuk kemanusiaan” jelas beliau.

Beliau menjelaskan bahwa ini adalah komitmen Kementerian Agama untuk bisa menjadikan agama mempunyai nilai lebih untuk masyarakat, termasuk di dalamnya pendidikan. Pendidikan harus mempunyai peran aktif untuk untuk kemanfaatan masyarakat. Harapan besar ke depannya dengan gerakan ini, Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa dan pembangunan pesantren bisa mewujudkan Indonesia yang lebih bermartabat.

Berita Lainnya