Rektor dan Delegasi IAIN Ponorogo hadiri KMBAAA, Konferensi Penguatan Moderasi Beragama di Level Global.

Rektor IAIN Ponorogo, Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag. beserta delegasi IAIN Ponorogo hadiri Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMBAAA) di Bandung, 20-22 Desember 2023. Wakil Menteri Agama, H. Saiful Rahmat Dasuki, S.IP., M.Si. hadir sekaligus membuka acara tersebut.

Kementrian Agama RI melalui Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) bekerja sama dengan Pengurus  Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) dan Kementerian Luar Negeri RI menjadi inisiasi dari kegiatan ini. Tujuan KMBAA ini adalah sebagai momentum untuk menyerukan negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan benua lainnya agar menghentikan eskalasi konflik dan menciptakan perdamaian bagi semua (dilansir dari balitbangdiklat.kemenag.go.id).

Masih dilansir dari website yang sama, Wakil Menteri Agama, H. Saiful Rahmat Dasuki, S.IP., M.Si. dalam sambutan pembukaan acara ini mengatakan, “KMBAAA menjadi ikhtiar Kementerian Agama dalam penguatan moderasi beragama di level global sekaligus ikut mengupayakan perdamaian dunia di tengah konflik yang terus terjadi di sejumlah negara”.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa penguatan moderasi beragama, diharapkan dapat menjadi solusi global dalam upaya perdamaian dunia. Beliau mendorong mendorong moderasi beragama sebagai gerakan wawasan global untuk mengatasi konflik yang masih terjadi.

Hadir sekaligus juga memberi sambutan dalam acara ini tentunya adalah Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Menurut beliau, konflik antarmanusia tidak boleh karena mengancam masa depan umat manusia. “Kita perlu merespons eskalasi konflik yang terjadi di dunia. Sebab jika terus dibiarkan akan berakibat kehancuran total dari peradaban manusia dan global,” tutur sosok yang akrab disapa Gus Yahya. Oleh karenanya melalu kegiatan ini beliau para tokoh dunia untuk bersuara lantang agar secara signifikan dapat mengingatkan dunia tentang konsensus penting yang telah dicapai, yaitu Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Kita tidak bisa menunggu momen. Kita harus terus menyuarakan perdamaian dunia,” ungkap beliau (dilansir dari balitbangdiklat.kemenag.go.id).

 

Berita Lainnya