Kultum hari keempat UKM UKI Ulin Nuha, Ketenangan Hati atas Kuasa Allah & Celaan Menolong Kedzaliman

Pada hari Jum’at, 15 maret 2024, kultum dan buka bersama berlanjut. Kultum hari ini disampaikan oleh salah satu pengurus UKI Ulin Nuha, bertempat di kampus 1 di masjid Ulin Nuha. Zubaidatul MasRurroh mahasiswa dari jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang disingkat dengan T.IPS bawakan kultum dengan tema “Ketenangan Hati Atas Kuasa Allah”.
Dapat kita ketahui bahwa ketenangan hati atas kuasa Allah itu ada banyak cara yang dilakukan umat muslim dimana diantaranya yakni hati kita bisa merasakan tentang karena Allah; dengan melakukan sholat, dzikir, shodaqoh dan wudhu dapat menenangkan hati kita, kemudian ketenangan hati ini adalah bias kita ketahui yakni salah satu hal yang sering kita dambakan dalam hidup ini. Hidup penuh dengan tekanan, stress, dan kekhawatiran, sehingga seringkali membuat hati kita gelisah dan resah. Namun, ada satu kunci rahasia yang dapat membantu menjaga hati tetap tenang dan damai mengingat Allah SWT. Dalam hal ini, kita akan menjelaskan bagaimana mengingat Allah SWT dapat membantu mencapai ketenangan hati. Mengapa Hati Tenang Penting? Sebelum kita membahas bagaimana mengingat Allah SWT dapat memberikan ketenangan hati, mari kita pahami mengapa hal ini begitu penting. Hati yang tenang adalah kunci untuk menjalani hidup yang bahagia dan bermakna. Ketika hati kita tenang, kita lebih mampu menghadapi tantangan dan cobaan hidup dengan lapang dada dan juga hari yang bersih.
Selanjutnya Hati yang damai juga mempengaruhi kesehatanpada kaum muslimyakni pada fisik dan mental kita. Stres ini juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, gangguan tidur, dan masalah psikologis. Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim tentunya harus menjaga hati tetap tenang adalah kunci untuk hidup yang seimbang dan sehat. Mengingat Allah SWT Kunci Ketenangan Hati, Allah SWT adalah sumber segala ketenangan dan kedamaian. Ketika kita mengingat-Nya, hati kita secara alami merasa tenang. Ada beberapa cara bagaimana mengingat Allah dapat membantu kita meraih ketenangan hati. Pertama, dengan berdoa. Berdoa adalah cara yang sangat penting untuk mengingat Allah SWT. Ketika kita berdoa, kita mengakui ketergantungan kita pada Allah. Doa juga adalah cara untuk mengungkapkan kekhawatiran dan keinginan kita kepada-Nya. Ketika kita meletakkan semua permasalahan kita di tangan Allah dan tawakal kepada-Nya, hati kita menjadi lebih tenang karena kita tahu Allah akan mengurus segala sesuatu. Kemudian dengan menyebut asmaul husna. Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang indah dan maha sempurna. Menyebut Asmaul Husna dalam dzikir adalah cara yang sangat baik untuk mengingat Allah. Setiap nama memiliki makna dan sifat khusus, dan menyebutnya membantu kita mendekatkan diri kepada-Nya. Beberapa contoh Asmaul Husna antara lain Al-Rahman (Yang Maha Pengasih), Al-Malik (Yang Maha Merajai), dan Al-Muhaimin (Yang Maha Memelihara). Melalui shalat dan dzikir. Dan di ketenangan hati itu dapat kita ketahui dalam surah Ayat Kursi (Al-Baqarah: 255) Pada ayat ini Allah memberikan ketenangan hati dan “Allah! Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Hidup, Yang Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Di masjid Darussalikhin di kampus 2 IAIN Ponorogo juga terdapat kultum dan berbuka bersama yang pada hari ini disampaikan oleh salah satu pengurus dari UKM uki Ulin Nuha bernama Muchtar Arofat. Mahasiswa jurusan pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan IAIN Ponorogo ini bawakan kultum dengan tema “Celaan Menolong Kedzaliman”.
Allah SWT. berfirman : Artinya : “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh oleh api neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain dari Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan”. (QS. Hud : 113).
Tafsir : (. ) Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim. Janganlah kamu condong kepada mereka sedikit jua pun. Karena Ar Rukun artinya, condong sedikit. Seperti, berpakaian meniru pakaian mereka dan menghormati nama mereka. yang menyebabkan kamu disentuh oleh api neraka. Dikarenakan kecondonganmu kepada mereka. Apabila kecondonganmu kepada siapa pun yang ada di antara mereka, itupun disebut zalim, maka betapa pula kecondongan kepada orangorang zalim itu sendiri, yakni mereka yang berpredikat zalim. Kemudian condong kepada mereka sepenuhnya, kemudian tentang kezaliman itu sendiri dan bergelimang di dalamnya?.
Dan sasaran pembicaraan ayat ini yang ditujukan kepada Rasul dan orang-orang yang beserta Beliau adalah untuk memantapkan istigamah, yaitu adil (keseimbangan). Karena bergesar dari istigamah, dengan condong kepada salah satu ujung dari dua sifat, keterlaluan (ifrat) dan kelalaian (tafrit) adalah kezaliman terhadap diri sendiri atau orang lain, bahkan ia merupakan kezaliman yang ada dalam dirinya sendiri.
Dari Abu Thalhah ra., bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. datang, sedang wajah Beliau memancarkan kegembiraan. Lalu para sahabat bertanya : “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami benar-benar melihat kegembiraan di wajah Baginda”. Beliau menjawab : “Telah datang malaikat kepadaku lalu berkata : “Ya Muhammad, tidak senangkah Anda jika Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Mahaagung berfirman, bahwasanya tidak seorang pun dari umatmu yang bersalawat kepadamu, melainkan Aku merahmatinya sepuluh kali, dan tidak seorang pun dari umatmu mengucapkan salam kepadamu, melainkan Aku menyalaminya sepuluh kali pula”. Rasulullah berkata : “Maka aku jawab, “ Tentu, saya suka”. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dll.) (UKM UKI)

 

Berita Lainnya